User Tools

Site Tools


sirah:keadaan-kota-mekkah-sebelum-nabi-diutus

Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus

Keagamaan orang Arab dahulu sebagian besar mengikuti dakwah Nabi Ismāil alaihi salam ketika beliau mengajak mereka mengikuti millah Ibrahim yaitu meng-esakan Allāh dalam beribadah & tidak menyekutukan Allāh sedikit pun.

Kemudian berlalu waktu & merekapun lupa dengan dengan Tauhid meskipun masih tersisa sebagian ajaran² Tauhid pada diri mereka, kemudian datang Amr bin Luhai al-Khuzai yang melakukan safar ke Syam, melihat mereka menyembah berhala kemudian pulang ke Mekkah dengan membawa salah satu berhala yang bernama khubal & menaruhnya kedalam Ka’bah.

Amr bin Luhai al-Khuzai kemudian mengajak orang-orang untuk menyekutukan Allāh & mereka pun mengikuti, akhirnya penduduk yang ada di sekitar kota Mekkah mengikuti orang-orang Mekkah, mereka menyembah berhala terjerumus dalam penyembahan kepada selain Allāh.

Penyembahan Kepada Berhala

Setiap kabilah memiliki berhala, setiap kota memiliki berhala, setiap rumah memiliki berhala bahkan didalam Ka’bah Baitullah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim untuk beribadah kepada Allāh dihadapannya ada kurang lebih 360 berhala & diantara berhala mereka yang paling lama & paling besar ada 3 – Mannah, Al Lath & Al Uzza.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ

Bagaimana pendapat kalian tentang Al Latta & Al Uzza Dan yang ketiga adalah Mannah _apakah bagi kalian anak laki-laki & bagi Allāh anak wanita Surat An-Najm 19-21

Diantara kesyirikan mereka, mereka menyembelih untuk berhala, sebagaimana firman Allāh :

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْمَيْتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحْمُ ٱلْخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلْمُنْخَنِقَةُ وَٱلْمَوْقُوذَةُ وَٱلْمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُوا۟ بِٱلْأَزْلَٰمِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ ۗ ٱلْيَوْمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَٱخْشَوْنِ ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [ Al- Maidah : 3 ]

Dan mereka mengkhususkan sebagian makanan atau minuman untuk berhala mereka, sebagaimana firman Allāh ﷻ :

وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَٰذَا لِشُرَكَائِنَا ۖ

dan mereka menjadikan bagi Allāh bagian dari apa yang Allāh ciptakan berupa tanaman & hewan ternak kemudian mereka mengatakan “ini adalah untuk Allāh atas persangkaan mereka & ini adalah untuk sesembahan² kami” [ QS Al-An’am 136 ]

Dan mereka bernadzar untuk berhala, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

وَقَالُوا هَٰذِهِ أَنْعَامٌ وَحَرْثٌ حِجْرٌ لَا يَطْعَمُهَا إِلَّا مَنْ نَشَاءُ بِزَعْمِهِمْ…

dan mereka berkata ini adalah hewan² ternak & tanaman yang haram tidak boleh memakannya kecuali orang-orang yang kami izinkan (dengan persangkaan mereka) [ QS Al-An’am 138 ]

Dan diantara keyakinan mereka bahwa berhala² tersebut akan memberikan syafaat bagi mereka disisi Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ…

dan mereka menyembah kepada selain Allāh apa yang tidak memudhoroti mereka & tidak memberikan manfaat & mereka mengatakan “mereka (sesembahan tsb) adalah pemberi syafaat bagi kami disisi Allāh” [ QS Yunus 18 ]

Percaya Kepada Dukun

Orang-orang Arab jahiliyyah beriman dengan para dukun, tukang ramal, dan ahli nujum.

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa yang akan datang.

Tukang ramal, mereka adalah orang-orang yang mengaku mengetahui barang yang dicuri atau barang yang hilang dengan melakukan amalan-amalan tertentu seperti melihat pada mangkok, dll.

Ahli nujum, mereka adalah orang-orang yang melihat bintang untuk mengetahui apa yang terjadi di alam semesta di masa yang akan datang.

Apabila turun hujan mereka mengatakan ”Hujan ini adalah dengan sebab bintang ini dan itu.”

Diantara keyakinan orang-orang jahiliyyah adalah thiyaroh, yaitu merasa sial karena sesuatu.

Apabila memiliki hajat mereka menerbangkan burung, bila burung tersebut terbang ke kanan mereka melanjutkan hajatnya dan apabila terbang ke kiri maka mereka tidak melanjutkan hajatnya.

Demikian pula mereka merasa sial dengan adanya seekor hewan yang lewat di hadapan mereka, merasa sial dengan hari tertentu atau bulan tertentu, dll.

Tidak Menghargai Wanita

Orang-orang Jahiliyyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai oleh sang bapak atau ditinggal mati. Itu semua biasa di zaman Jahiliyyah.

Ada diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak wanita yang tidak berdosa hanya karena takut dipermalukan dengan sebab wanita tersebut.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ ◈بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

“Dan apabila anak wanita yang dikubur ditanya, dengan sebab dosa apa dia dibunuh.” [ QS At-Takwir 8-9 ]

Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang diwariskan, tersebar perzinaan dan pelacuran pada seluruh tingkatan masyarakat, tersebar minuman keras dan perjudian.

Ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena kemiskinan yang sudah menimpa dia. Mereka fanatik terhadap kabilahnya dan membela orang yang berasal dari satu kabilah baik dia salah atau benar.

Orang-orang Jahiliyyah sangat taklid kepada nenek moyangnya di dalam urusan agama, memandang bahwa adat istiadat nenek moyang itulah yang paling baik.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ke sinilah kalian kepada apa yang diturunkan oleh Allah dan kepada Rasul, mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami dapatkan di atasnya bapak-bapak kami, meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak mendapatkan petunjuk.” [ QS Al-Ma’idah 104 ]

Mereka senang berperang dengan kabilah lain dan mudah sekali menumpahkan darah. Berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun dan terbunuh ribuan manusia.

Sisa-sisa Ajaran Nabi Ibrahim

Masih ada diantara ahli Jahiliyyah sisa-sisa ajaran Nabi Ibrahim alaihissalam, seperti:

– Pengagungan terhadap rumah Allah – Tawaf – Haji – Umrah – Wukuf di Arafah – Bermalam di Muzdalifah, dll

Namun mereka membuat bid’ah di dalamnya, seperti misalnya:

– Orang-orang Quraisy melakukan wukuf di Muzdalifah dan bukan di Arafah. Yang demikian dengan alasan mereka (orang-orang Quraisy) adalah penduduk Tanah Haram sehingga menurut mereka, mereka harus wukuf di Tanah Haram, padahal ini menyelisihi ajaran Nabi Ibrahim alaihissalam.

Namun perlu diketahui bahwasanya ahli Jahiliyyah selain memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang sebagaimana sudah berlalu penjelasannya, mereka juga memiliki sifat-sifat yang mulia, diantaranya:

1. Al Karom, yaitu kedermawanan. Mereka saling berlomba di dalam memuliakan tamu. Terkadang datang tamu dan tuan rumah tidak memiliki harta kecuali satu untanya yg merupakan kehidupan dia dan keluarganya. Maka dia menyembelih unta tersebut untuk menghormati tamunya.

2. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyempurnakan perjanjian dengan orang lain.

3. Mereka adalah orang yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Mereka dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, memiliki kecemburuan yang besar, dan mereka rela mengorbankan diri mereka untuk menjaga kehormatan mereka.

4. Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh apabila sudah memiliki tekad dan tidak mudah mundur.

sirah/keadaan-kota-mekkah-sebelum-nabi-diutus.txt · Last modified: 2020/09/21 10:19 by kisahadmin